Heboh Ied 1433 H Agustus 2012

Mama, papa, kakak, abang dan zay, sesaat setelah sholat Idul Fitri dan beberapa saat sebelum boyongan ke Sumedang.

Say Cheezzzzz!

Idul Fitri memang waktu yang sangat menggembirakan. Bahkan si kecil Zay pun bisa mengendus aroma kegembiraan itu dan memberikan senyum terbaiknya. Say cheezzz...

Air Terjun "Curug Orok" Garut Jawa Barat

Papa dan Zay yang masih bayi 3 bulan alias masih pantas disebut orok berpose di depan lintasan air terjun orok. Dingin. Tapi alhamdulillah Zaydan ketawa-ketawa dan pulangnya tidak sakit.

Satu...Dua...Tiga....

Memanfaatkan masa rihlah bersama sahabat-sahabat, papa, mama, kakak, abang dan zay menikmati segarnya udara di air terjun curug orok, Garut. Alhamdulillah.

Kedutaan Besar Indonesia di Washington DC

Bersama rekan-rekan wartawan saat melakukan kunjungan "foreign press tour" ke USA, sempat mampir ke Kedutaan Besar Indonesia di Washington DC.

Tuesday, February 26, 2013

Vitamin C itu Penting

Soal vitamin C itu penting rasanya kita sudah pada paham dan sudah pula sering dengar. Tapi soal kepedulian untuk memastikan asupan Vit C itu cukup, nah itu soal lain.

Kalau dari berbagai hasil brosing, Vitamin C atau biasa dikenal dengan asam askorbat ini diketahui punya tugas penting dalam pembentukan kolagen yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu penyerapan zat besi

Selain itu terkait dengan kondisi gangguan dalam tubuh, Vit C juga bisa membantu mengatasi hal-hal seperti di bawah ini yang saya kutip dari http://health.kompas.com/read/2011/05/12/08405796/Vitamin.C.yang.Serba.Bisa.

apa saja hal-hal gangguan tubuh itu? 

- Stres
Studi meta-analisis menunjukkan vitamin C bermanfaat untuk orang yang sistem imunnya rendah akibat stres.
"Vitamin C adalah gizi yang sensitif terhadap stres dan kadarnya lebih rendah pada pencandu alkohol, perokok, dan orang obesitas. Oleh karena itu, kecukupan vitamin C dalam tubuh bisa menjadi penanda kesehatan secara umum," kata Mark Moyad, peneliti dari University of Michigan.
- Influenza
Ketika musim flu sedang tiba, vitamin C bukanlah obat yang manjur. Namun, beberapa riset menunjukkan vitamin C membantu mencegah komplikasi akibat flu, seperti radang paru atau infeksi paru.
- Stroke
Walau masih terus dikaji, sebuah studi dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan orang yang tubuhnya memiliki kadar vitamin C yang tinggi berisiko 42 persen lebih rendah mengalami stroke dibanding yang kekurangan vitamin C.
- Keindahan kulit
Bukan tanpa alasan jika belakangan ini makin banyak produk kecantikan kulit yang menggunakan vitamin C sebagai kandungan utama produknya. Vitamin C memang bukan hanya berpengaruh pada sel-sel di dalam tubuh, tapi juga di luar tubuh.
Penelitian yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition menguji kaitan antara penuaan kulit dan asupan vitamin C pada 4.025 wanita berusia 40-74 tahun. Mereka menemukan bahwa wanita yang kadar vitamin C-nya tinggi memiliki kulit yang jarang keriput, kenyal, dan lembab

Nah, begitu pentingnya manfaat vitamin C dalam menjaga kualitas hidup seseorang, Mark Moyad, MD dari University of Michigan, Amerika Serikat, yang melakukan riset tentang vitamin C mengatakan, kadar vitamin C dalam tubuh bisa menentukan status kesehatan secara keseluruhan. Dengan kata lain, kita bisa dianggap kurang sehat jika kekurangan vitamin C.

Sayangnya, vitamin C tidak bisa dibuat tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar. Selain itu, kadar vitamin C dalam jaringan juga sangat cepat menurun karena mudah sekali teroksidasi.
"Vitamin C tidak bisa disimpan dalam jumlah banyak karena sifatnya yang mudah larut dalam air, sehingga kita tidak bisa makan vitamin banyak-banyak untuk cadangan seminggu misalnya,"kata kata dr. Fiastuti Witjaksono, Sp.GK, ahli gizi dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Indonesia sebagaimana tertera di http://health.kompas.com/read/2011/05/12/07392879/Jangan.Remehkan.Vitamin.C

Dengan banyak informasi seperti ini, lantas banyak juga produsen obat maupun makanan minuman yang "menjual" kadar vitamin C dalam produknya. Sudah biasa kan kalau dalam iklan atau keterangan bahan produk disebut "Mengandung Vit C sekian ratus miligram" dan bla bla bla

Begitu juga minuman kesehatan yang mengandung vitamin C baik kadar kecil, sedang sampai yang tidak tanggung-tanggung mencapai 1000mg!

Tetapi, tubuh kita sebenarnya butuh berapa banyak Vitamin C sih?

Dalam kondisi normal, setiap hari kita membutuhkan vitamin C sekitar 45 mg. Bagi wanita, ketika mereka hamil dan menyusui, kebutuhannya naik, yakni menjadi 60 mg saat hamil dan 85 mg ketika menyusui.
Tapi kalau lagi abnormal alias lagi sakit atau baru sembuh sakit, rentan terpapar polusi sedang stres, , kurang tidur,dan kondisi-kondisi "luar biasa" lainnya jelas tubuh membutuhkan vitamin C dalam jumlah yang lebih banyak dari kebutuhan normal. Kalau mau dikali 3 kali lipat baru dapat angka sekitar 150 sd 200 mg per hari. 

Kalau sampai 500 atau 1000mg? yah, yang ada sih sayang aja karena bakal dibuang juga sisa yang tidak diperlukannya lewat urine.

Padahal, nah, ini masalahnya, segala suplemen Vit C itu umumnya moahal sodara-sodara. Minuman larut air yang Vit Cnya 1000 mg alias akan dibuang via p*p*s itu harganya mencapai diatas 25 rb per tube isi 10 butir. Minuman lain dan suplemen lain juga begitu. 

Padahal katanya, kalau tubuh sedang fit cukup makan 100gr Kiwi sudah memenuhi kebutuhan sehari akan Vit C. Lha, Kiwi kan mahal? ya, tapi harganya sesuai sama si suplemen larut air itu dan Kiwi jelas berasa lebih yummy plus kita dapat vitamin lain dan serat pula.

Atau gampangnya makan tomat dan jeruklah, sekitar 2 sd 4 buah sehari. Makan cabe alias sambel juga dapat Vit C tuh, tapi kalau banyak, ditambah bonus m*ncr*t bagi yang sensi, hihihi

Kalau memang gak punya buah atau lagi gada buah atau malas beli buah *ih, kok malas* ya suplemen vitamin bisa juga sih, meski sebaiknya gakusahlah ambil yang gede banget miligramnya. Soalnya? sayang duitnya. Hehehe, dasar irit!

Ini dari tadi ngomongin Vit C gegara baru pulang dari dokter gigi akibat nyeri gusi. Dan usai diperiksa plus dikasih resep sang dokter lantas mewanti-wanti saya buat mengkonsumsi Vit C. Boleh pake suplemen, katanya. Pleus makan buah dan sayur banyak-banyak.

Nah, karena itu langsung deh saya mengagendakan beli tomat dan jeruk buat esok hari plus meluncur ke toko obat buat beli tablet vitamin C dua kotak. 

Kenapa dua? karena, saya butuh satu kotak buat cadangan saya sendiri dan satu buat seisi keluarga yaitu si papa, kakak, abang, adik pleus para  tetangga. Ya, ya, ya, Anda tidak salah dengar. Tetangga saya, terutama si anak-anak tetangga, ternyata sangat favorit dengan tablet Vit C yang saya punya ini. Mereka suka minta dan herannya tidak dengan halus tetapi cenderung dengan memaksa.

Misalnya dengan mengulang-ulang permintaan sampai belasan kali tepat di kuping saya *kadang bahkan tepat saat saya didera kantuk, sungguh terlalu!* dengan kalimat: "Ma...aku mau IPI ma, ya ma, ya ma, boleh ke...boleh ke...(baca dengan logat melayu ya sebab mereka, si anak2 tetangga saya  ini sudah terinfiltrasi oleh pilem upin ipin)

Bahkan emak si anak tetangga ini pun mengaku bahwa kalau bicara Vit C, anak-anaknya akan berkata, kalau IPI kita takusah beli, dapat di rumah mafela saja. Aaaarrrrgh. Keterlaluan!

Jadi begitulah. Mohon maaf kalau saya secara gamblang dan terang-terangan menyebut merek tablet Vit C ini. Soalnya tablet Vit C ini harganya terjangkau sekali sih. Saya beli tak sampau 4rb rupiah dan dapat satu kotak isi 50 butir tablet Vit @50mg. Lumayan kaaan. 

Pemakaiannya ya silakan disesuaikan kebutuhan. Bisa satu sampai 5, 10 atau 20 butir per hari kalau memang perlu. Kalaupun ini nampak seprti promosi, tak apalah. Yang penting kita semua bisa hidup sehat dan tercukupi kebutuhan akan Vit C sehari-hari, ya kan.




Monday, February 04, 2013

Cara Gampang Cari Uang

Tiap tahun, persisnya menjelang Lebaran, para petinggi di negeri bernama de-ka-i sibuk mewanti-wanti rakyatnya.

Katanya Sih Ini Bagian Program Diet Kelapa
“Duhai rakyatku, pergilah kalian dengan tenang ke kampung halaman sana. Nikmatilah kecerian setahun sekali itu bersama sama keluarga dan handai tolan. Pupuslah rindu redam kalian *loh kok jadi puisi?* Tapi tolong, tolong, sekali lagi tolooooong, jangan bawa pulang ke de-ka-i  calon warga baru, meski dia adalah sanak saudara, pun dia handai tolan, atau siapapun yang akan mejejali negeri yang sudah penuh sesak ini.”

Begitu kira-kira.
Apakah si rakyat mendengar?
Tidak. Pastilah tidak. Sebab, tetap saja pendatang bermunculan di negeri de-ka-i
Tidak. Pastilah tidak. Sebab, semua wanti-wanti itu kan sifatnya himbauan, bukan  titah wal hukum yang dikuatkan lewat sebentuk undang-undang *yang toh undang-undang pun sering diabaikan, duhhh*

Well, begitulah, si negeri de-ka-i makin gemuk saja, dengan lahan yang cuma segitu-gitunya.
Dan sayah lantas punya sebuah dongeng mengenai mengapa si de-ka-i menjadi semakin gemuk dari hari ke hari, karena menurut sayah salah satunya karena di de-ka-i ini cari duit itu ternyata gampang. Gampaaaang banget.

Ih, maca ciiiih? Cyuuuus? Miapah?
Miayam
Mibaso
Mitektek
Miso-soup
Mikrolet
Minimarket

Tuh… itu sajah sudah menunjukkan betapa banyaknya lahan pencarian bakat eh duit di Jakarta.
Nah, kemudian sayah kembali ke kampong sayah di salah satu pojok belantara Jakarta. Ini bukan fiksi, saya memang tinggal di sebuah tempat bernama aseli Kampung Pela dan rumah saya benar-benar berada di pojokan alias mentog.

Di ujung jalan, ada beberapa bapak suka duduk leyeh-leyeh, ngobrol ngalor ngidul, kadang sambil ngebul baik itu akibat kopi panas ataupun rokok lalu pulang mengantongi duit. Itulah para pengojek. Dalam sebuah wawancara singkat dengan seorang  isteri pengojek, dia mengaku minimal sang suami membawa uang 50 ribu rupiah dalam 12 jam waktu operasi, dari jam 6 pagi sampai jam 6 petang. Dipotong bensin hari itu plus rokok *geram sayah sebenarnya, hare geneh masih merokok aje, hih* maka dia membawa bersih sekitar 30 ribu rupiah per hari.

Sementara sang isteri lebih perkasa dari suaminya ternyata, darimana saya tahu? Karena dia punya jadwal ketat dalam berkarir dengan rincian; pagi cuci gosok di rumah A, siang di rumah B dan malamnya dia sediakan waktu untuk merangkai mote-mote di pinggiran kerudung pesanan satu konveksi.

Di RT yang berbeda ada dua penjualan makanan keliling. Tidak pakai sepeda, tidak juga gerobak. Andalannya kekuatan bahu, tangan dan sesekali kepala. Dagangan yang dijajakan pun spesifik. Yang satu gorengan. Yang satu aneka buburan, eh bubur dan kolak tepatnya.

Ibu gorengan hanya menjual gorengan, tempe, tahu, bakwan, ubi, pisang dan sesekali comro atau misro. Dagangannya hanya digendong di pinggang, sesekali diletakkan di kepala.

Mbak bubur *karena orangnya lebih muda* hanya menjual variasi bubur dan kolak, yaitu bubur sumsum, kacang hijau, ketan hitam, biji salak dan kolak *kadang ubi plus pisang, kadang ubi plus singkong*. Bakul dagangannya yang berisi panci di-ais pakai kain jarit *yang untuk menggendong bayi itu loh*sementara tangannya memegang keranjang berisi bubur yang sudah diikat-ikat dalam plastik.

Jam kerja mereka pendek saja. Ibu gorengan hanya beredar usai magrib sampai jam 21. Mbak bubur keluar dari rumah jam 3an dan pulang magrib. Keduanya bekerja hanya sekitar 3 jam.  Bu gorengan mengaku menjajakan gorengan sekitar 100 potong sehari dan Mbak bubur menghabiskan 4 panci sedang  bubur dan kolak.

Sedikit di belokan RT sayah ada rumah tetangga yang punya usaha sederhana. Jual lauk matang. Hanya ditaruh di meja dan etalase kecil di teras rumah, tapi dagangannya ini ternyata laris manis. Sebab, yang dijual beraneka macam masakan rumahan dan rasa masakannya enak sesuai judul masakannya. Kalau sayur lodeh ya rasa lodeh. Sop rasa sop. Balado ikan rasa balado. Dan semur ya rasa semur. Ih, emangnya ada masakan yang beda rasa dengan judulnya? Sayangnya ada.  Dan sayah pernah ketemu warung makan yang makanannya beda-beda tapi rasanya semua searah. Kurang sip gitulah.

Di ujung gang sayah tinggal juga ada tukang teh poci, yang digawangi sepasang suami isteri muda yang baru punya bayi usia 3 bulanan. Usaha mereka? Ya itu tadi dagang teh poci. Mereka berdagang dari semenjak baru menikah dan menjaga gerobak teh pocinya bergantian. Dalam sehari, kata si isteri mereka menghabiskan 3 kali ganti drum teh *apa itu nama aslinya? Pokoknya tempat simpan itu si teh poci yang sudah dilarutkan dengan air panas* dan satu the bisa menjadi kira2 seratus gelas teh poci.

Di ujung jalan sedikit lebih jauh, kira2 lima menit jalan kaki, sayah punya tempat langganan beli air kelapa. Yang jual anak muda, yang sayah ikuti perkembangan jualannya *deuh, gaya* dari mulai buka usaha kelapa muda sampai sudah menjadi dua tahun usaha. Jualanannya konsisten, kelapa muda *kadang sedikit tua juga sih*.  Dari dia sendirian sampai sekarang sayah lihat dia punya dua asisten yang sayangnya masih sering salah menentukan mana kelapa yang muda dan remaja.

Begitulah, itu gambaran singkatnya. Sebab, kalau keliling di er-we sayah saja, gak kehitung beraneka usaha yang digelar para warga. Yang jualan susu kedele, gado-gado, ketupat sayur, ikan hias,  tambal ban, dll. Itu belum termasuk skala “serius” yang membutuhkan sewa tempat dan modal lebih besar seperti pangkas rambut, salon, warnet, cuci motor, mie ayam, mie bakso, fotokopi, dan toko pakaian.

Di depan sekolah-sekolah  usaha rakyat de-ka-i malah lebih unik, sebab sayah lihat sendiri betapa dagangan di depan beberapa SD meliputi: mainan produk si abang misalnya kincir angin dari bekas gelas mineral, gambaran yaitu sebentuk gambar seperti cinderella, thomas, upin-ipin yang tanpa warna dan bahkan kadang gambarnya pun asal saja yang dijual supaya anak2 bisa mewarnainya, lalu ada juga penjual anak ayam wal  anak bebek wal burung *kadang hewan2 ini sudah diwarnai jadi merah, hijau, kuning mengenaskan*, lalu penjual kadal *dibawanya pakai botol air galon*, ada pula jasa sewa gamewatch,hingga penjual mimpi karena anak-anak membayar sekian rupiah membeli permen yang disebut “berhadiah”. Kadang ada hadiahnya, dan tentu lebih sering tidak berhadiah.

Semua yang sayah sebut itu baru yang ada di sekitaran rumah sayah loh ya. Belum kalau bicara di lingkup yang lebih jauh. Di terminal misalnya. Kita bisa ketemu jasa semir sepatu, jasa tukar uang receh, penjual tisu dan permen *hanya itu, lain tidak* sampai tukang pijat refleksi.

Aneka usaha tadi, sebutlah jual kadal dan jasa cuci gosok rasanya agak sulit dibayangkan terjadi di Haur Lawang kampung mertua sayah atau di Kelok Tigo dekat kampung ayah sayah. Selain kadal itu bisa dicari di belakang rumah dan gak perlu beli, orang-orang cenderung mencuci gosok sendiri pakaian rumah tangganya.

Jadi sepertinya menurut sayah ujung-ujungnya semua ini salah si bos pemerentah de-ka-i nya sendiri *paling enak loh nyalahin pemerentah, masak  iya nyalahin diri sendiri, hihi. Minta maap sebelomnya ya pemerentah. Ampun, namanya juga dongeng.* Sebab segala pusat kekuasaan, pusat ekonomi, pusat budaya, pusat kemegahan, pusat kenyamanan dan pusat kekomplitan bersemayam penuh di lingkaran si de-ka-I sendiri.

Selama negeri-negeri lain di luar si negeri de-ka-i masih belum juga dibuat banyak fasilitasnya, nyaman, indah dan bikin betah warganya, mereka masih akan terus mencari-cari negeri lain yang bisa bikin betah.
Dan si negeri de-ka-i apa boleh buat masih menjadi magnet bagi banyak orang yang ingin mengadu nasib alias ingin cari duit.  Harapannya awalnya mungkin ingin bisa jadi pegawai “kantoran” atau menjadi pengusaha sukses yang beromset miliaran. Tetapi kalaupun belum terlaksana, orang-orang ini akan terus bertahan semampu mereka dengan ya itu tadi, bisa menjadi pemijit kaki atau menjual anak ayam warna-warni.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More