Heboh Ied 1433 H Agustus 2012

Mama, papa, kakak, abang dan zay, sesaat setelah sholat Idul Fitri dan beberapa saat sebelum boyongan ke Sumedang.

Say Cheezzzzz!

Idul Fitri memang waktu yang sangat menggembirakan. Bahkan si kecil Zay pun bisa mengendus aroma kegembiraan itu dan memberikan senyum terbaiknya. Say cheezzz...

Air Terjun "Curug Orok" Garut Jawa Barat

Papa dan Zay yang masih bayi 3 bulan alias masih pantas disebut orok berpose di depan lintasan air terjun orok. Dingin. Tapi alhamdulillah Zaydan ketawa-ketawa dan pulangnya tidak sakit.

Satu...Dua...Tiga....

Memanfaatkan masa rihlah bersama sahabat-sahabat, papa, mama, kakak, abang dan zay menikmati segarnya udara di air terjun curug orok, Garut. Alhamdulillah.

Kedutaan Besar Indonesia di Washington DC

Bersama rekan-rekan wartawan saat melakukan kunjungan "foreign press tour" ke USA, sempat mampir ke Kedutaan Besar Indonesia di Washington DC.

Tuesday, April 30, 2013

Ajrut-ajrutan

Malam kemarin itu adalah malam yang cukup cerah. Saya pulang dengan tenang karena tugas menyiapkan bahan media gathering tuntas sudah. Tambahan lagi, dari yang biasanya menunggu sang kopaja suka lama, kali ini, eeeeh tepat ketika sampai di  depan Hotel Mulia, tak berapa lama bisnya datang. Alhamdulillah... Hepi kan.

Semestinya demikian. Sayangnya ni happily ternyata gak ever after. Karena si kopaja yang saya naiki rupanya disopiri mantan artis kuda lumping. Bukan karena doyan makan beling, tapi karena bisa bikin bis kopaja ini melompat-lompat. Ajrut-ajrutan.

Sepertinya semangat si sopir adalah bisa ngebut macam di sentul. Apadaya jalanan macet. Sehingga tiap sebentar dia ngegas tiap sebentar pula dia ngerem. Mendadak pastinya. Bikin penumpang terlonjak-lonjak, terlempar-lempar dan sport jantung.

Mulanya saya dapat duduk di kursi paling depan bagian kiri. Sebalnya, di depan dengkul takda besi pembatasnya. Alhasil beberapa kali saya terlonjak ke depan hampir tersuruk ke arah 'bangku artis'. Itu lho tempelan bangku yg kalau terisi maka penumpangnya bisa separoh muka menghadap ke arah penonton eh penumpang karena posisinya menghadap pintu.

Begitulah saya sempat terlonjak dan terdorong dua kali. Sebel sudah pasti. Dan si kusir eh si sopir sepertinya belum mau berhenti. Malah semangat. Apalagi, percaya gak Anda semua, si kenek alias kondektur bolak balik tereak, Blooooo-em.... Blo-eeeem, hoyaaaaaa....hoyaaaaa yang suaranya itu nyata-nyata makin klop sama ajrut-ajrutannya si sopir dalam berkendara.

Yang ngomel dan merutuk-rutuk bukan satu dua penumpang lagi. Termasuk saya. Tapi si sopir kayaknya pake headset atau daon seledri di telinganya atau yang paling jelas ya memasang prinsip acuh baelah dalam aturan berkendaranya, hingga dia tetep saja penuh semangat membawa sang kopaja laksana tengah membawa boom-boom car, tapi di bagian sesi nubruk-nubruknya sahaja.

Setelah dua kali terlempar dan ikut merutuk, ada seorang ibu turun. Bangkunya, di sebelah kanan saya kosong. Sayapun pindah dan merasa sedikit lebih lega. Sebab sekarang ada pegangan di depan saya, yaitu kursi di depan saya.

Sambil menulis ini posting, si kenek masih saja tereak hoya-hoya. Dan si sopir masih membawa kopaja seenak jidatnya. Kami pun terpental-pental. Ajrut...ajrutan...ke kiri dan ke kanan. Untung saja saya bukan lagi si remaja, yang mungkin akan berkata, anjriiit sebagaimana saya biasa dengar para abege berkata begitu kalau njengkel dengan sesuatu. Tapi saya tak begitu. Saya malah bikin posting. Biar Anda semua tahu saya kesal. Tapi masih bisa menulis dan kemudian berbagi. Untuk kemudian senyum sendiri.


Hyaaaaaaaa......

Eh, ini bukan bermaksud nyaingin si kondektur ya!

-fe-

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More