Saya dah biasa denger orang pada komen, tanya dan jadi ngerumpi soal rumah ini. Punya siapa, apa kerjanya, apa usahanya, kerabat siapa dll baik saat naik mobil sama temen, taksi, bajaj hingga ojek. Seolah karena saya tinggal sama2 di alamat jalan bangka *padahal boro2 ama tu rumah yang jauhnya beberapa blok dari wilayah saya, yg masih satu er-we aja kita gak selalu tahu asal usul rumah kan* saya musti tahu info2 itu
Nah, kembali ke pagi ini, di dalam taksi si sopir mulai tengok2 ke rumah itu yang pas kita lewati saat macet.
Lalu sang sopir pun komen: gede banget ni rumah ya, Bu
saya: ya
sopir: ckckckck, mewahnyaaa... Punya siapa ya
saya: nggak tahu, Pak
sopir: kelihatan banget ya bu, korupsinya
saya: ??????? *nggak komen*
sopir: kelihatan tuh bu, rumah gede mewah kayak gitu. Kliatan, korupsinya
saya: emang kalau orang punya rumah gede dan mewah, pasti hasil korupsi?
sopir: nah, apa dia bahagia? Coba, bu, apa tu orang bahagia? Mending biasa-biasa aja kan idup kita ini ... Asal bahagia...
Saya: punya rumah gede, mewah, harta banyak, ya bisa bawa bahagia pak. Mendingan kaya raya dan bahagia kali pak... (eiiits,ini cuma jawaban dalam hati) aslinya saya cuma bilang; yang kaya bisa bahagia, yang sederhana juga bisa bahagia pak...
Alhamdulillah kemudian elshinta melaporkan berita kubu abu rizal bakri melaporkan agung laksono ke bareskrim mabes polri dengan tuduhan penggunaan dokumen palsu, sehingga si sopir langsung alih komen ke Golkar ...
Cuma mikir, betapa banyak orang menghakimi orang kaya dan punya barang mewah pasti korupsi dan pasti nggak bahagia ya. Wallahu'alam.
sekitar tendean, 11 Maret 2015