Heboh Ied 1433 H Agustus 2012

Mama, papa, kakak, abang dan zay, sesaat setelah sholat Idul Fitri dan beberapa saat sebelum boyongan ke Sumedang.

Say Cheezzzzz!

Idul Fitri memang waktu yang sangat menggembirakan. Bahkan si kecil Zay pun bisa mengendus aroma kegembiraan itu dan memberikan senyum terbaiknya. Say cheezzz...

Air Terjun "Curug Orok" Garut Jawa Barat

Papa dan Zay yang masih bayi 3 bulan alias masih pantas disebut orok berpose di depan lintasan air terjun orok. Dingin. Tapi alhamdulillah Zaydan ketawa-ketawa dan pulangnya tidak sakit.

Satu...Dua...Tiga....

Memanfaatkan masa rihlah bersama sahabat-sahabat, papa, mama, kakak, abang dan zay menikmati segarnya udara di air terjun curug orok, Garut. Alhamdulillah.

Kedutaan Besar Indonesia di Washington DC

Bersama rekan-rekan wartawan saat melakukan kunjungan "foreign press tour" ke USA, sempat mampir ke Kedutaan Besar Indonesia di Washington DC.

Monday, March 11, 2013

Bajaj Pasti Berlalu

Sejak usia 8 bulan, saya sudah harap-harap cemas, kira-kira si baby Zay akan bicara apa ya untuk pertama kali?

Sebagaimana umumnya bebayi lain, sejak usia 8 bulan itu dia sudah mulai babbling alias ngoceh ala bayi dengan bunyi tak jelas, aaaa, eeeee, ooooo dst

lalu kita semakin sering ajak baby Zay untuk ngomong, diajak ngobrol dan tentu saja diberi arahan-arahan, seperti: eh... itu ada kucing, lihat...lihat... kuuuuu....cing

Biasanya Zay akan tertarik dan menunjuk dan bilang aaaaa

Semakin lama semakin jelas, kalau ada yang dia inginkan atau dia minat, Zay akan bilang baaaaa, lalu bwaaaa sampai akhirnya jelas bahwa bunyi yang terdengar adalah Bwaah!

Bwah!
Bwah!

Mau makan, bwah
Mau keluar, bwah
Mau minum, bwah
Mau jalan-jalan, bwah

segera saja Zaydan pun terkenal sebagai si Bwah karena teriakannya ini jelas lugas dan tegas untuk beragam-ragam acara dan situasi  :D

Memang, sesekali di usia 9 bulanan dia sudah pernah babbling dengan kata papapapap, dan pernah juga mammma. tetapi dua kata itu tidak direken sebagai ucapan pertama karena tidak konsisten dan tidak bisa diulang atau diminta ulang

Sampai akhirnya di usia setahun, setelah kita sudah kenalkan dengan berbagai kata Mama, Papa, Kucing, Cicak, Kakak, Abang (kadang Babang), Nenek, Ayam, dsb ternyata suatu hari dia malah lantang bilang Aaaaajay, sewaktu saya mengenalkan kata Bajaj sambil menunjuk si kendaraan oranye yang melintas di sebelah motor kami.

Saya tertawa, suami juga. Pintarnya dia babbling kata-kata Aaaajay

Lalu, ada satu bajaj lagi yang melintas, dan saya tunjuk: tuh, ada bajaj, dadah bajaj....

eh, dia kembali teriak Aaaaajay. Wow!

Saya tunjuk mobil. Itu mobil, dadah mobil...
Bwah

Itu bis, dadah bis....
Bwah

Itu bajaj, dadah bajaj...
Aaaaajay!

Saya tertegun, lalu tertawa. Suami juga. Dan kita ngakak bersama. Sudah jelas. tak dapat dipungkiri, di usia setahun, kata pertama yang diucapkan oleh Zaydan, dengan jelas, lugas, tegas, dapat diulang, dapat diminta ulang, bukanlah mama, papa, kakak, abang, nenek, ayam, cicak, juga bukan kucing, melainkan bajaj dengan prononsesyennya terdengar aaaajay!

Maka berbulan setelah itu, semakin banyak kata kami perdengarkan, semakin banyak benda kami jelaskan nama-namanya, dengan harapan suatu hari dia akan semakin banyak celotehnya selain bwah dan ajay. Butuh waktu agaknya karena sampai 17 bulan pun hanya dua kata itu yang masih amat lekat di lidahnya.

memang sih, sesekali ada laporan dari uwaknya alias @mamaook dan dari neneknya bahwa dia bisa juga kelepasan bicara, berkata nyenyek ke nenek dan weh ketika diminta mengatakan kuweh. Tetapi karena belum mantap diucap dan belum kerap diungkap, kedua kata itu tetap belum masuk itungan, hehe

Alhamdulillah setelah memasuki usia 18 bulan, Zaydan kini sudah bisa bilang papa, mama dan kakak dengan jelas. bahkan kata kakak-nya ini dengan desis "h" sehingga terdengar seperti khakha...

Sudah sering diucap, berulang-ulang, tegas, jelas dan lugas. Papa, mama, khakha... lalu dia akan oceh sendiri, papa... mama... khakha... papa...mama...khakha.... 

Akhirnya, bajaj pun lewaaat...


Thursday, March 07, 2013

Momkito Pigi Kursus

Suatu hari si gogit bikin woro-woro, sms tepatnya, katanya ada info kegiatan yang bisa jadi menarik buat momkito. Semacam kursus dakwah gitu deh. Secara momkito katanya kan akhir-akhir ini lebih sering menonton sinetron dan gosip pagi *pleus siang dan sore* meskipun juga sambil disela dengan menonton yang ngelmu alias tayangan-tayangan macam dari national geographic atawa discovery channel

Tetapi begitulah, setelah saya sempat melupakan itu sms eh pada suatu masa momkito kasih kabar kalau dia dah daptar itu kursus dan kemudian bersemangat untuk hadir. Ya eyalah, secara untuk momkito urusan kursus dakwah itu penting banget gitu loh, sebagai kegiatan yang menopang nilai-nilai dunia akherat. Widiii, mantap kali kaan.


Nah lalu muncul secercah persoalan, bagaimana dengan urusan pergi pulangnya momkito ke itu kursus yang ada di  bilangan kebayoran baru?
 

Awalnya si niot gusrah gogit untuk jadi pengantar dengan alasan; “kau beri usul kau jadi penanggungjawab” kira-kira begitu todongannya. Lalu gogit berkelit; “baiklah kuantar momkito tetapi sediakan kendaraannya”
 

Eaaaa, beloman ketemu deh solusinya
 

Lantas secercah cahaya datang *tadi kan secercah masalah* si tatahulpiy bersedia antarjemput momkito di setiap hari Kamis jam 14  sd usai itu. Memang kalau ditilik-tilik itu jadwal si kursus lucu juga, baik hari dan jamnya, nanggung gitu. Tapi biarlah, yang penting urusan antar mengantar beres.
 

Lalu  di hari H tepatnya hari ini, yaitu Kamis yang menjadi Kamis pertama itu si kursus buka, momkito dah bergairah sejak pagi. Soalnya hendak kursus dakwah. Eits, salah dink, bergairahnya sebenarnya sejak beberapa hari yang lalu karena beliau sedemikian bersemangat mengira-ngira apa yang akan terjadi disana, di tempat kursus tepatnya
 

“aku bosen gak ya? “
“yang membawakan materi enak gak ya?”
“Kalau nggak sip aku mau brenti aja ah”
 

Lha…lha…lha gairah macam apa itu? Tetapi benar sodara-sodara, beliau benar bergairah, hanya saja sebagai seorang yang mengaku seniyooor dan profesyonel *uhuk* dalam mengajar mengaji maka beliao sebenarnya hanya grogi dan kawatir kalo yang ngajar anak-anak “kemaren sore” hahaha. Wajarlah, momkito itu kan sudah menjelang ampir deket banget sama usia 70 dan pengalamannya seabrek jadi ya kira-kira... paham dah yaaa
 

Daku pun memberi selamat saat akan beranjak ke kantor, ucapan selamat bersenang-senang dan selamat menikmati kursus tentu. Momkito menanggapi dengan berseri-seri dan jawaban; “aku dah siap, bahkan pulpen dan buku baru dah dapat, dibelikan niot”
 

Wuih, mantaaaaafffp
 

Eng-ing-eng…..
 

Waktu menunjukkan pukul 12.45  waktu senayan. Rapat baru saja usai ketika aku melihat bahwa di hape ada mesej baru belum dibaca. Kubuka dan dhong!!! Ada mesej dari momkito yang intinya adalah mengabarkan bahwa tatahulpiy yang janji akan setia menjadi pengantar dan penjemput hari ini takbisa hadir *semoga benar cuma kali ini, semoga Allah memudahkan urusannya di hari lain, terutama Kamis, aaamiiin ya Allah*
 

Wadududududu, pegimanah enih…
 

Momkito mulai uring-uringan, lalu mencari-cari sesiapa yang bisa menjadi pengantar. Sayang sekali daku tak bisa. Lalu momkito menanyakan kohedi, sayang kohedi entah dimana, aku tak tahu yang jelas dia ada rapat dengan rekan-rekan bisnisnya

Kubisa bayangkan wajah momkito menjadi gundah dan sedikit kecewa. Kubujuk-bujuk untuk sabar. Sampai akhirnya momkito bertanya apakah bajaj bisa sampai ke tempat kursus. Kujawab bisa.
 

Lama tak ada jawaban, akhirnya sekitar jam 13.30 momkito memberi mesej baru; “aku dah berangkat, naik bajaj. Tadi pakai payung, dan kacamata hitam, yang kemarin beli di Ancol”
 

Alhamdulillah… ternyata beliau tetap kukuh menata semangatnya untuk berangkat. Dan yang paling penting, beliau bisa pakai itu kacamata hitam baru yang sedari kemarin dia ceritakan dengan bangganya beli di pinggir pantai ancol demi menghindari sengatan terik silau matahari.
 

Kapan lagi tu kacamata bisa dipakai ya? Ah, ternyata inilah harinya. Selamat, semoga kursusnya lancar mom!

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More