Suatu hari si gogit bikin woro-woro, sms tepatnya, katanya ada info kegiatan yang bisa jadi menarik buat momkito. Semacam kursus dakwah gitu deh. Secara momkito katanya kan akhir-akhir ini lebih sering menonton sinetron dan gosip pagi *pleus siang dan sore* meskipun juga sambil disela dengan menonton yang ngelmu alias tayangan-tayangan macam dari national geographic atawa discovery channel
Tetapi begitulah, setelah saya sempat melupakan itu sms eh pada suatu masa momkito kasih kabar kalau dia dah daptar itu kursus dan kemudian bersemangat untuk hadir. Ya eyalah, secara untuk momkito urusan kursus dakwah itu penting banget gitu loh, sebagai kegiatan yang menopang nilai-nilai dunia akherat. Widiii, mantap kali kaan.
Nah lalu muncul secercah persoalan, bagaimana dengan urusan pergi pulangnya momkito ke itu kursus yang ada di bilangan kebayoran baru?
Awalnya si niot gusrah gogit untuk jadi pengantar dengan alasan; “kau beri usul kau jadi penanggungjawab” kira-kira begitu todongannya. Lalu gogit berkelit; “baiklah kuantar momkito tetapi sediakan kendaraannya”
Eaaaa, beloman ketemu deh solusinya
Lantas secercah cahaya datang *tadi kan secercah masalah* si tatahulpiy bersedia antarjemput momkito di setiap hari Kamis jam 14 sd usai itu. Memang kalau ditilik-tilik itu jadwal si kursus lucu juga, baik hari dan jamnya, nanggung gitu. Tapi biarlah, yang penting urusan antar mengantar beres.
Lalu di hari H tepatnya hari ini, yaitu Kamis yang menjadi Kamis pertama itu si kursus buka, momkito dah bergairah sejak pagi. Soalnya hendak kursus dakwah. Eits, salah dink, bergairahnya sebenarnya sejak beberapa hari yang lalu karena beliau sedemikian bersemangat mengira-ngira apa yang akan terjadi disana, di tempat kursus tepatnya
“aku bosen gak ya? “
“yang membawakan materi enak gak ya?”
“Kalau nggak sip aku mau brenti aja ah”
Lha…lha…lha gairah macam apa itu? Tetapi benar sodara-sodara, beliau benar bergairah, hanya saja sebagai seorang yang mengaku seniyooor dan profesyonel *uhuk* dalam mengajar mengaji maka beliao sebenarnya hanya grogi dan kawatir kalo yang ngajar anak-anak “kemaren sore” hahaha. Wajarlah, momkito itu kan sudah menjelang ampir deket banget sama usia 70 dan pengalamannya seabrek jadi ya kira-kira... paham dah yaaa
Daku pun memberi selamat saat akan beranjak ke kantor, ucapan selamat bersenang-senang dan selamat menikmati kursus tentu. Momkito menanggapi dengan berseri-seri dan jawaban; “aku dah siap, bahkan pulpen dan buku baru dah dapat, dibelikan niot”
Wuih, mantaaaaafffp
Eng-ing-eng…..
Waktu menunjukkan pukul 12.45 waktu senayan. Rapat baru saja usai ketika aku melihat bahwa di hape ada mesej baru belum dibaca. Kubuka dan dhong!!! Ada mesej dari momkito yang intinya adalah mengabarkan bahwa tatahulpiy yang janji akan setia menjadi pengantar dan penjemput hari ini takbisa hadir *semoga benar cuma kali ini, semoga Allah memudahkan urusannya di hari lain, terutama Kamis, aaamiiin ya Allah*
Wadududududu, pegimanah enih…
Momkito mulai uring-uringan, lalu mencari-cari sesiapa yang bisa menjadi pengantar. Sayang sekali daku tak bisa. Lalu momkito menanyakan kohedi, sayang kohedi entah dimana, aku tak tahu yang jelas dia ada rapat dengan rekan-rekan bisnisnya
Kubisa bayangkan wajah momkito menjadi gundah dan sedikit kecewa. Kubujuk-bujuk untuk sabar. Sampai akhirnya momkito bertanya apakah bajaj bisa sampai ke tempat kursus. Kujawab bisa.
Lama tak ada jawaban, akhirnya sekitar jam 13.30 momkito memberi mesej baru; “aku dah berangkat, naik bajaj. Tadi pakai payung, dan kacamata hitam, yang kemarin beli di Ancol”
Alhamdulillah… ternyata beliau tetap kukuh menata semangatnya untuk berangkat. Dan yang paling penting, beliau bisa pakai itu kacamata hitam baru yang sedari kemarin dia ceritakan dengan bangganya beli di pinggir pantai ancol demi menghindari sengatan terik silau matahari.
Kapan lagi tu kacamata bisa dipakai ya? Ah, ternyata inilah harinya. Selamat, semoga kursusnya lancar mom!
0 comments:
Post a Comment