Tuesday, December 27, 2011

Nikmat Juga

Ini bukan berita baru sih. Soal macet di Jakarta yang saya maksud. Tapi sepertinya semakin hari semakin edan deh. Masak siy perjalanan dari Senayan ke Mampang saja sekarang harus ditempuh dalam waktu 2 jam. Parah banget kan. Macetnya yang nggak kira-kira itu juga ngeselin karena sebenarnya cuma terjadi di lokasi yang pendek-pendek tapi makan waktu lhuammma.

Mula-mula macet itu bermula dari depan Hotel Mulia sampai ujung Senayan sebelum belokan ke arah Pakubuwono. setelah itu boleh dibilang lumayan lancar jaya. Tapi kemudian macet lagi dari Mabes Polri sampai Terminal Blok M. Lalu lancar jaya lagi sampai senopati. lalu mhuacheeeet lagi sampai Mampang. Dan ini macet yang bener-bener ampun-ampunan....

Tapi, setelah merasa ingin ngedumel panjang pendek keki ampir tiap hari, sambil nyadar bahwa toh gak bakal bikin jadi lancar juga, mulai pekan lalu, saya langsung bertekad bulat *yah belum bulat banget sih, masih peyang dikit, karena kadang masih sedikit kesal, hehe* untuk bisa mencari jalan menikmati kemacetan ini. 

menikmati kemacetan? atau pasrah?

haha, pasrah mah udah pasti kaleee...tapi menikmati kemacetan? hmmm... ini baru tantangan...

maka, tekad pertama pun diwujudkan. Sayang mulai hampir tergoyahkan karena bis yang dinanti tak kunjung datang setelah 20 menit. Hyaaaaa.... saya tidak mau kalah oleh cobaan ini. Begitu ada bis 102 rute tanah abang blok m, saya nekat naik saja. yang penting ada kata-kata BLOK M nya kan.

waktu saya naik bis 102 ini dan tidak dapat duduk *alamak....baru mulai mau kepingin menikmati kok sengsara* saya berucap bismillah dan pasang senyum. Eh, serius, ternyata senyum bikin rasa sengsara sedikit berkurang. setidaknya saya dah merasa yakin dan mantap bahwa macet sambil berdiri ini toh akan berlalu juga. jadi nikmati sajalah.

Saya melihat ke kiri-kanan. Wah, orang itu macam-macam ya bajunya. Yang perempuan apalagi. Ada yang tampil formal dengan blazer atau dress rumbai, ada yang casual berjeans plus kemeja, sampai yang pakai naju ketat-celana ketat *duh saya sampai khawatir kalau dia turun dari bis yang makin lama kok ya makin penuh ini bajunya bisa robek kena gesek

Lalu saya mulai memperhatikan para pemakai jilbab. baik yang di bis maupun yang di jalan. Nah, gaya jilbabnya pun macam-macam. Dililit di leher, dililit di kepala, jilbab berlapis-lapis warna di ujung kepala, jilbab berlapis-lapis warna di pundak, jilbab dengan bordiran, jilbab dengan payet, jilbab dengan kepangan, jilbab dengan bendul seperti punuk di belakang kepala, jilbab kaos polos, sampai jilbab kaos dengan macam-macam variasi. 

Yah, tentu saja saya tahu bahwa jilbab itu ada banyak macamnya. Gini-gini kan saya pedagang jilbab untuk puluhan tahun *ah, lebay, 13 tahun tepatnya deh*. Tapi dengan serius dan sungguh-sungguh melihat jilbab yang melekat di kepala orang-orang dan menikmati keunikannya sepertinya ya jarang sih. Oh ya, hebatnya lagi, sebagian jilbab itu bahkan ada "namanya" lho. ada jilbab marisa, inneke, marshanda, jilbab cinta fitri, jilbab ayat-ayat ciinta, jilbab arshanty....halaaaaaaaaaaaaaah banyak kaliiiii

Sedang menikmati baju-baju dan jilbab-jilbab ini,  naik seorang perempuan dari depan senayan city. Perempuan muda dengan baju kemeja semi formal *ada rumbai-rumbainya dan rok selutut yang rapi ditambah tas bahu yang cantik. Hmmm....kayaknya sih ini yang bisa disebut gaya pekerja kantoran gitu. Tapi bukan itu yang buat saya jadi seru, melainkan tangannya yang asyik mendekap semangkok besar yogurt keluaran soursally yang sedikit demi sedikit disendoknya dengan asyik.

Eh, ini beneran lho. di bis yang penuh sesak. sehingga dia hanya bisa berdiri di tangga terbawah dekat pintu, sang perempuan muda ini dengan tabahnya memegang mangkok yoggurt dan mencuil sedikit demi sedikit. repot? ya....lumayanlah, namanya berdiri di tangga terbawah. tapi dia cuek saja tuh. tidak terpikir untuk meninggalkan yogurtnya *mungkin sayang, atau laper- dan tidak juga terpikir untuk bagi-bagi :D jadi dia asyik saja hap melahap sesendok yogurt. kunyem-kunyem-kunyem...hap...sesendok lagi. wuih

Bis melaju terus. kali ini belok kanan karena rutenya memang menuju mayestik. ah, lebih jauh dari rute biasanya. tapi tak apa. kan sudah berteked ingin menikmati. maka saya pun asyik melihat rumah-rumah dan toko-toko di pinggir-pinggir jalan. besar-besar ya. yang kecil juga ada sih. tapi yang jelas hampir semuanya cantik. Nah, saya jadi tahu kalau di sepanjang jalan menuju mayestik itu ada toko kue, resto kecil, salon, juga minimarket circle-K. 

Saat memperhatikan ke jalan yang macet berat itu saya juga bisa melihat bagaimana beberapa satpam toko atau resto malah asyik main catur, atau duduk-duduk ngopi atau malah nonton televisi. begitu pula beragam-ragam laki-laki dan perempuan *termasuk yang membawa anak* berdiri berjajar-jajar menawarkan diri untuk jadi joki 3in1

Dan oh ya, hebatnya di tengah macet berat dan polusi dari asap-asap knalpot kendaraan, masih ada bule nekat yang terus jogging dengan mantapnya. semakin lama penampakan si bule makin mengecil *karena jauh meninggalkan kita. Dan saya pun berpikir, mungkin mereka yang berkantor di senayan dan "cuma" menuju terminal blok m mendingan memilih jogging aja kali ya. waktu tempuhnya sama aja sepertinya dibanding naik bis yang ndut-ndutan kena macet :p 

tahu-tahu saya sampai di mayestik dan turun untuk ganti kendaraan. wow, ternyata gak terlalu berasa tuh macet-macet tadi. saya bisa menikmatinya dengan hati senang dan bibir terus tersenyum. apalagi kemudian bis lanjutan yang ingin saya naiki kosong, hanya diisi sekitar 10 orang saja. jadilah saya naik dengan sukacita. meluruskan kaki dan menikmati sekali lagi keriuhan Jakarta yang semakin gelap....

0 comments:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More