Ini bukan berita baru sih.
Soal macet di Jakarta yang saya maksud. Tapi sepertinya semakin hari semakin
edan deh. Masak siy perjalanan dari Senayan ke Mampang saja sekarang harus
ditempuh dalam waktu 2 jam. Parah banget kan. Macetnya yang nggak kira-kira itu
juga ngeselin karena sebenarnya cuma terjadi di lokasi yang pendek-pendek tapi
makan waktu lhuammma.
Mula-mula macet itu bermula
dari depan Hotel Mulia sampai ujung Senayan sebelum belokan ke arah Pakubuwono.
setelah itu boleh dibilang lumayan lancar jaya. Tapi kemudian macet lagi dari
Mabes Polri sampai Terminal Blok M. Lalu lancar jaya lagi sampai senopati. lalu
mhuacheeeet lagi sampai Mampang. Dan ini macet yang bener-bener
ampun-ampunan....
Tapi, setelah merasa ingin
ngedumel panjang pendek keki ampir tiap hari, sambil nyadar bahwa toh gak bakal
bikin jadi lancar juga, mulai pekan lalu, saya langsung bertekad bulat *yah
belum bulat banget sih, masih peyang dikit, karena kadang masih sedikit kesal,
hehe* untuk bisa mencari jalan menikmati kemacetan ini.
menikmati kemacetan? atau
pasrah?
haha, pasrah mah udah pasti
kaleee...tapi menikmati kemacetan? hmmm... ini baru tantangan...
maka, tekad pertama pun
diwujudkan. Sayang mulai hampir tergoyahkan karena bis yang dinanti tak kunjung
datang setelah 20 menit. Hyaaaaa.... saya tidak mau kalah oleh cobaan ini.
Begitu ada bis 102 rute tanah abang blok m, saya nekat naik saja. yang penting
ada kata-kata BLOK M nya kan.
waktu saya naik bis 102 ini
dan tidak dapat duduk *alamak....baru mulai mau kepingin menikmati kok
sengsara* saya berucap bismillah dan pasang senyum. Eh, serius, ternyata senyum
bikin rasa sengsara sedikit berkurang. setidaknya saya dah merasa yakin dan
mantap bahwa macet sambil berdiri ini toh akan berlalu juga. jadi nikmati
sajalah.
Saya melihat ke kiri-kanan.
Wah, orang itu macam-macam ya bajunya. Yang perempuan apalagi. Ada yang tampil
formal dengan blazer atau dress rumbai, ada yang casual berjeans plus kemeja,
sampai yang pakai naju ketat-celana ketat *duh saya sampai khawatir kalau dia
turun dari bis yang makin lama kok ya makin penuh ini bajunya bisa robek kena
gesek
Lalu saya mulai
memperhatikan para pemakai jilbab. baik yang di bis maupun yang di jalan. Nah,
gaya jilbabnya pun macam-macam. Dililit di leher, dililit di kepala, jilbab
berlapis-lapis warna di ujung kepala, jilbab berlapis-lapis warna di pundak,
jilbab dengan bordiran, jilbab dengan payet, jilbab dengan kepangan, jilbab
dengan bendul seperti punuk di belakang kepala, jilbab kaos polos, sampai
jilbab kaos dengan macam-macam variasi.
Yah, tentu saja saya tahu
bahwa jilbab itu ada banyak macamnya. Gini-gini kan saya pedagang jilbab untuk
puluhan tahun *ah, lebay, 13 tahun tepatnya deh*. Tapi dengan serius dan
sungguh-sungguh melihat jilbab yang melekat di kepala orang-orang dan menikmati
keunikannya sepertinya ya jarang sih. Oh ya, hebatnya lagi, sebagian jilbab itu
bahkan ada "namanya" lho. ada jilbab marisa, inneke, marshanda,
jilbab cinta fitri, jilbab ayat-ayat ciinta, jilbab arshanty....halaaaaaaaaaaaaaah
banyak kaliiiii
Sedang menikmati baju-baju
dan jilbab-jilbab ini, naik seorang perempuan dari depan senayan city.
Perempuan muda dengan baju kemeja semi formal *ada rumbai-rumbainya dan rok
selutut yang rapi ditambah tas bahu yang cantik. Hmmm....kayaknya sih ini yang
bisa disebut gaya pekerja kantoran gitu. Tapi bukan itu yang buat saya jadi
seru, melainkan tangannya yang asyik mendekap semangkok besar yogurt keluaran
soursally yang sedikit demi sedikit disendoknya dengan asyik.
Eh, ini beneran lho. di bis
yang penuh sesak. sehingga dia hanya bisa berdiri di tangga terbawah dekat
pintu, sang perempuan muda ini dengan tabahnya memegang mangkok yoggurt dan
mencuil sedikit demi sedikit. repot? ya....lumayanlah, namanya berdiri di
tangga terbawah. tapi dia cuek saja tuh. tidak terpikir untuk meninggalkan
yogurtnya *mungkin sayang, atau laper- dan tidak juga terpikir untuk bagi-bagi
:D jadi dia asyik saja hap melahap sesendok yogurt.
kunyem-kunyem-kunyem...hap...sesendok lagi. wuih
Bis melaju terus. kali ini
belok kanan karena rutenya memang menuju mayestik. ah, lebih jauh dari rute
biasanya. tapi tak apa. kan sudah berteked ingin menikmati. maka saya pun asyik
melihat rumah-rumah dan toko-toko di pinggir-pinggir jalan. besar-besar ya.
yang kecil juga ada sih. tapi yang jelas hampir semuanya cantik. Nah, saya jadi
tahu kalau di sepanjang jalan menuju mayestik itu ada toko kue, resto kecil,
salon, juga minimarket circle-K.
Saat memperhatikan ke jalan
yang macet berat itu saya juga bisa melihat bagaimana beberapa satpam toko atau
resto malah asyik main catur, atau duduk-duduk ngopi atau malah nonton
televisi. begitu pula beragam-ragam laki-laki dan perempuan *termasuk yang
membawa anak* berdiri berjajar-jajar menawarkan diri untuk jadi joki 3in1
Dan oh ya, hebatnya di
tengah macet berat dan polusi dari asap-asap knalpot kendaraan, masih ada bule
nekat yang terus jogging dengan mantapnya. semakin lama penampakan si bule
makin mengecil *karena jauh meninggalkan kita. Dan saya pun berpikir, mungkin
mereka yang berkantor di senayan dan "cuma" menuju terminal blok m
mendingan memilih jogging aja kali ya. waktu tempuhnya sama aja sepertinya
dibanding naik bis yang ndut-ndutan kena macet :p
tahu-tahu saya sampai di
mayestik dan turun untuk ganti kendaraan. wow, ternyata gak terlalu berasa tuh
macet-macet tadi. saya bisa menikmatinya dengan hati senang dan bibir terus
tersenyum. apalagi kemudian bis lanjutan yang ingin saya naiki kosong, hanya
diisi sekitar 10 orang saja. jadilah saya naik dengan sukacita. meluruskan kaki
dan menikmati sekali lagi keriuhan Jakarta yang semakin gelap....
0 comments:
Post a Comment